contact person

085234342179
untuk info bibit & transaksi

Sabtu, 15 Januari 2011

JAMUR PANGAN

Jamur pangan atau jamur konsumsi adalah sebutan untuk berbagai jenis jamur yang biasa dijadikan bahan makanan, enak dimakan, bisa berupa produk hasil budidaya atau panen dari alam bebas karena teknik budidaya belum diketahui. Selain rasanya yang enak, jamur pangan ergosterol peroksida, sejenis sterol yang mampun menghambat pertumbuhan sel kanker usus besar.[1]
Jamur liar di alam bebas dilarang keras untuk dimakan kalau tidak bisa membedakan ciri-ciri jamur beracun dengan jamur liar yang bisa dikonsumsi. Berbagai jenis jamur juga memiliki rasa yang tidak enak, walaupun tidak beracun dan bisa dimakan.

[sunting] Beberapa contoh jamur pangan

Jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia, sekitar 38% dari total produksi jamur dunia.
Sekitar 25% dari total produksi jamur dunia berupa jamur tiram. Tiongkok merupakan produsen jamur tiram yang utama.
Sekitar 16% dari total produksi jamur dunia berupa jamur merang.
Paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan. Sekitar 10% dari total produksi jamur dunia berupa jamur shiitake.
Jamur yang banyak dipakai untuk masakan Tionghoa, terdiri dari jamur kuping putih (Tremella fuciformis), jamur kuping hitam (Auricularia polytricha) dan jamur kuping merah (Auricularia auricula-judae)
Dikenal juga sebagai jamur musim dingin (winter mushroom)
Mengeluarkan aroma harum kalau dimasak, dikenal dalam bahasa Inggris sebagai hen of the woods.
Jamur langka yang belum berhasil dibudidayakan dan diburu di hutan pinus wilayah beriklim sejuk. Dipanen pada musim gugur dan merupakan jamur berharga sangat mahal di Jepang.
  • Jamur truffle (Tuber magnatum, Tuber aestivum, Tuber melanosporum, dan Tuber brumale)
Jamur langka yang sulit ditemukan, sehingga menemukannya butuh bantuan anjing dan babi yang memiliki penciuman tajam. Jamur truffle adalah jamur termahal di dunia (artikel dari The Telegraph) , digunakan dalam jumlah sedikit sebagai penyedap pada masakan Perancis seperti masakan Foie gras.

Jumat, 14 Januari 2011

jamur tiram

Jamur tiram di Banyuwangi kini kian diminati. Terhitung semenjak hampir tiga tahun terakhir (sejak tahun pertama pernikahanku. hehehe....) hampir di tiap dusun di tiap desa ada pembudidaya jamur tiram.tak ketinggalan di daerahku tinggal. Bahkan nih, orderan baglog kepadaku kian membanjir. cihuy, dapur tetep ngebul,.....
Alhamdulillah nama Sangkar Jamur "SURYA" kini kian dikenal publik. sebenarnya bukan bahagia karena terkenal itu, tapi dengan begitu order baglog ke tempat kami kian banyak. hehehe....
tapi ya, yang kini jadi permasalahan ialah penanganan pasca panen. Apalagi harga jamur curah di pasaran. Kapan hari itu sampai ada yang berani jual dengan harga yang suangaaat muuuuraaaahhhh bangets buat aku. Rp.6500 per kilo???!!!!
yang membuatku khawatir ialah pemain jamur tiram di Banyuwangi. Mereka kini semakin berlomba - lomba berbudidaya jamur tanpa melihat sisi pasca panennya. Bahkan ada yang aku tawarkan untuk saling menjaga harga, eh malah besoknya pasarku ditawari jamur punya dia.hehehe....ada ada saja tuh orang. Sedangkan aku sendiri, untuk menjaga stabilitas harga sering sekali memusnahkan sisa panenku yang berlebih(sebenarnya lebih sering aku berikan ke sodara).
yah, semoga harga jamur kian melambung.AMIIIIIN